Category: Kesehatan Mulut

Kunci Senyum Sehat dan Percaya Diri

Merawat gigi bukan hanya soal menjaga penampilan, tapi juga penting untuk kesehatan mulut dan tubuh secara keseluruhan. Gigi yang terawat dengan baik dapat mencegah berbagai masalah seperti gigi berlubang, bau mulut, hingga penyakit gusi.

Berikut beberapa tips perawatan gigi yang bisa dilakukan sehari-hari:

  1. Sikat gigi minimal dua kali sehari
    Gunakan pasta gigi berfluoride dan sikat dengan gerakan memutar selama minimal dua menit.
  2. Gunakan benang gigi (dental floss)
    Ini membantu membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi yang tidak terjangkau sikat.
  3. Berkumur dengan obat kumur
    Obat kumur antibakteri membantu mengurangi plak dan menyegarkan napas.
  4. Kurangi makanan manis dan asam
    Gula bisa memicu pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang.
  5. Rutin periksa ke dokter gigi
    Idealnya setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi dan mendeteksi masalah sejak dini.

Merawat gigi secara teratur adalah investasi kecil untuk kesehatan jangka panjang. Senyum sehat, hidup pun lebih nyaman!

Kenapa Kunjungan ke Dokter Gigi Itu Penting? 

Banyak orang hanya pergi ke dokter gigi saat merasa sakit gigi. Padahal, kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut secara menyeluruh. 

Dokter gigi tidak hanya menangani gigi berlubang, tetapi juga bisa mendeteksi masalah sejak dini, seperti plak, radang gusi, atau bahkan tanda-tanda penyakit lain yang muncul di mulut. Pembersihan karang gigi secara profesional juga hanya bisa dilakukan oleh dokter gigi, yang membantu mencegah bau mulut dan infeksi. 

Dengan rutin memeriksakan diri ke dokter gigi, kamu bisa menghemat biaya perawatan jangka panjang dan terhindar dari rasa sakit yang tidak perlu. Jadi, jangan tunggu sampai sakit, rawat gigimu sejak dini! 

Pengertian, Manfaat, dan Proses Scaling Gigi 

Scaling gigi adalah prosedur pembersihan gigi profesional yang dilakukan oleh dokter gigi untuk menghilangkan plak, karang gigi, dan kotoran yang menempel pada gigi dan gusi. Proses ini sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi agar terhindar dari berbagai masalah gigi yang serius, seperti gigi berlubang, penyakit gusi, atau bau mulut. 

Apa itu Scaling Gigi? 

Scaling gigi adalah tindakan pembersihan yang lebih mendalam daripada sekadar menyikat gigi biasa. Biasanya, plak yang menempel pada gigi dapat mengeras seiring waktu dan berubah menjadi karang gigi (tartar). Karang gigi ini hanya dapat dihilangkan dengan peralatan khusus yang dimiliki oleh dokter gigi, yaitu scaler. 

Proses scaling menggunakan alat ultrasonik atau scaler tangan yang dirancang untuk mengikis plak dan karang gigi yang menempel di permukaan gigi dan garis gusi. Dalam beberapa kasus, scaling dapat dilakukan bersamaan dengan prosedur pembersihan gigi lainnya, seperti root planing, jika ditemukan tanda-tanda penyakit gusi. 

Manfaat Scaling Gigi 

  1. Mencegah Penyakit Gusi: Scaling sangat efektif untuk mencegah penyakit gusi, seperti gingivitis dan periodontitis. Karang gigi yang menumpuk dapat menyebabkan peradangan pada gusi, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan gusi berdarah, pembengkakan, dan bahkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi. 
  1. Mengurangi Risiko Gigi Berlubang: Plak yang menempel pada gigi dapat mengandung bakteri penyebab gigi berlubang. Dengan melakukan scaling secara teratur, kita dapat mengurangi jumlah bakteri yang berkembang di mulut, yang membantu mencegah pembentukan lubang pada gigi. 
  1. Meningkatkan Kesehatan Mulut Secara Keseluruhan: Scaling gigi tidak hanya meningkatkan kesehatan gigi, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan mulut secara keseluruhan dengan menghilangkan sumber bau mulut yang disebabkan oleh plak dan sisa makanan. 
  1. Meningkatkan Penampilan Gigi: Karang gigi yang menempel pada gigi dapat menyebabkan gigi terlihat kuning atau cokelat. Dengan melakukan scaling, gigi menjadi lebih bersih, lebih cerah, dan terlihat lebih sehat. 
  1. Meningkatkan Kepercayaan Diri: Dengan gigi yang lebih bersih dan tampak lebih putih, Anda akan merasa lebih percaya diri saat berbicara atau tersenyum di hadapan orang lain. 

Proses Scaling Gigi 

Prosedur scaling gigi biasanya dilakukan oleh dokter gigi atau ahli kebersihan gigi. Proses ini umumnya terdiri dari langkah-langkah berikut: 

  1. Pemeriksaan Gigi dan Gusi: Sebelum melakukan scaling, dokter gigi akan memeriksa kondisi gigi dan gusi Anda. Dokter gigi akan mengevaluasi seberapa banyak plak dan karang gigi yang menumpuk, serta mencari tanda-tanda penyakit gusi. 
  1. Proses Scaling: Dokter gigi akan menggunakan alat ultrasonik atau scaler tangan untuk mengikis karang gigi yang menempel di sepanjang garis gusi dan permukaan gigi. Proses ini mungkin sedikit tidak nyaman, tetapi tidak menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Pada beberapa kasus, dokter gigi mungkin memberikan anestesi lokal untuk kenyamanan lebih. 
  1. Pembersihan dan Poles Gigi: Setelah scaling, dokter gigi akan membersihkan sisa-sisa kotoran dan plak yang tertinggal. Selanjutnya, proses pemolesan gigi dilakukan untuk menghaluskan permukaan gigi, sehingga plak sulit menempel kembali. 
  1. Pemeriksaan Lanjutan: Dokter gigi mungkin akan memeriksa kembali kondisi gigi dan gusi setelah scaling untuk memastikan tidak ada masalah lain yang perlu ditangani, seperti adanya infeksi atau peradangan pada gusi. 

Kapan Scaling Gigi Harus Dilakukan? 

Scaling gigi umumnya disarankan untuk dilakukan setidaknya satu atau dua kali setahun, meskipun frekuensinya bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi kesehatan mulut masing-masing individu. Jika Anda memiliki masalah gusi atau karang gigi yang lebih banyak, dokter gigi mungkin menyarankan untuk melakukan scaling lebih sering, bahkan setiap 6 bulan sekali. 

Penting untuk melakukan pemeriksaan gigi secara rutin agar dokter gigi dapat mendeteksi masalah kesehatan gigi sejak dini dan memberi saran tentang perawatan yang sesuai. 

Kesimpulan 

Scaling gigi adalah prosedur penting yang membantu menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta gusi. Dengan menghilangkan plak dan karang gigi yang menumpuk, scaling dapat mencegah berbagai masalah kesehatan mulut, seperti penyakit gusi dan gigi berlubang. Sebaiknya lakukan scaling secara rutin sesuai dengan saran dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut Anda secara optimal. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gigi mengenai perawatan terbaik untuk gigi dan gusi Anda! 

Pentingnya Scaling: Solusi Membersihkan Karang Gigi Secara Profesional

1. Apa Itu Karang Gigi?

Karang gigi adalah plak yang mengeras dan menempel di permukaan gigi akibat penumpukan sisa makanan, bakteri, dan mineral dari air liur. Jika tidak dibersihkan, karang gigi dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri yang memicu berbagai masalah kesehatan mulut.

2. Bahaya Karang Gigi Jika Dibiarkan

  • Radang Gusi (Gingivitis): Karang gigi yang menumpuk dapat menyebabkan peradangan dan pendarahan pada gusi.
  • Penyakit Periodontal: Infeksi serius yang merusak jaringan penyangga gigi hingga menyebabkan gigi goyang.
  • Bau Mulut (Halitosis): Karang gigi menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab bau mulut.
  • Kerusakan Gigi: Penumpukan karang gigi dapat memicu gigi berlubang.

3. Apa Itu Scaling Gigi?

 Scaling adalah prosedur pembersihan karang gigi yang dilakukan oleh dokter gigi menggunakan alat khusus, seperti ultrasonic scaler. Prosedur ini membantu menghilangkan karang gigi yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan menyikat gigi biasa.

4. Pentingnya Melakukan Scaling Gigi

  • Mengurangi Risiko Penyakit Gusi: Scaling membantu membersihkan plak dan karang yang menjadi penyebab utama radang gusi.
  • Mencegah Bau Mulut: Dengan menghilangkan bakteri pada karang gigi, mulut akan terasa lebih segar.
  • Melindungi Gigi dari Kerusakan: Membersihkan karang gigi dapat mencegah gigi berlubang dan menjaga gigi tetap sehat.
  • Menjaga Penampilan: Scaling membuat gigi terlihat lebih bersih dan bebas dari noda karang, sehingga meningkatkan kepercayaan diri.

5. Kapan Harus Melakukan Scaling?

Disarankan untuk melakukan scaling gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali atau lebih sering jika:

  • Anda memiliki banyak penumpukan karang gigi.
  • Anda sering mengalami radang gusi atau bau mulut.
  • Anda perokok atau sering mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh.

6. Proses Scaling Gigi

Proses scaling dilakukan dengan langkah berikut:

  1. Pemeriksaan Awal: Dokter memeriksa kondisi gigi dan karang gigi.
  • Pembersihan Karang Gigi: Dokter menggunakan ultrasonic scaler untuk memecah karang gigi di sela-sela gigi dan garis gusi.
  • Polishing Gigi: Setelah scaling, gigi dipoles agar permukaannya halus dan mencegah plak menempel kembali.
  • Pemeriksaan Akhir: Dokter memastikan karang gigi sudah bersih sepenuhnya.

7. Tips Mencegah Penumpukan Karang Gigi

  • Menyikat gigi secara rutin 2 kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
  • Menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.
  • Berkumur dengan obat kumur antiseptik.
  • Mengurangi konsumsi makanan manis dan lengket.
  • Rutin periksa gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Kesimpulan

Scaling gigi adalah solusi efektif untuk membersihkan karang gigi yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Melakukan scaling secara rutin tidak hanya menjaga kebersihan gigi dan mulut, tetapi juga mencegah berbagai masalah serius seperti radang gusi dan bau mulut. Jangan ragu untuk datang ke dokter gigi agar senyum sehat dan percaya diri selalu terjaga!

Pentingnya Dokter Gigi untuk Kesehatan Mulut

Dokter gigi adalah profesional medis yang berfokus pada perawatan kesehatan gigi, gusi, dan mulut. Mereka memiliki keahlian dalam mendiagnosis dan mengobati berbagai masalah mulut, seperti gigi berlubang, infeksi gusi, serta memberikan perawatan pencegahan.

Peran utama dokter gigi meliputi pemeriksaan rutin, pembersihan gigi, penambalan, serta prosedur lebih kompleks seperti pencabutan gigi dan perawatan saluran akar. Mereka juga memberikan edukasi tentang pentingnya kebersihan gigi dan cara menjaga kesehatan mulut.

Mengunjungi dokter gigi secara rutin sangat penting untuk deteksi dini masalah gigi, pencegahan infeksi, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gigi yang sehat mendukung penampilan, fungsi makan, dan berbicara yang optimal.

Perawatan Gigi yang Wajib Dilakukan Setiap Tahun untuk Menjaga Gigi Sehat

Untuk menjaga senyum yang sehat, perawatan gigi yang tepat sangat penting. Berikut beberapa perawatan gigi yang perlu dilakukan setiap tahun:

Pemeriksaan Rutin ke Dokter Gigi
Kunjungan ke dokter gigi setidaknya sekali setahun untuk memeriksa kondisi gigi, gusi, dan mulut. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi masalah seperti gigi berlubang atau penyakit gusi sejak dini.

Pembersihan Gigi (Scaling)
Scaling membantu menghilangkan plak dan karang gigi yang dapat menyebabkan penyakit gusi atau bau mulut. Biasanya dilakukan setahun sekali atau lebih tergantung kondisi kebersihan gigi.

Pemutihan Gigi (Whitening)
Jika gigi mulai menguning, konsultasikan dengan dokter gigi untuk pemutihan gigi yang aman. Ini akan membantu memperbaiki warna gigi dan meningkatkan rasa percaya diri.

Perawatan Gusi
Penyakit gusi dapat merusak gigi, jadi pemeriksaan gusi penting untuk mencegah peradangan atau infeksi. Menyikat gigi dengan benar dan menggunakan benang gigi secara rutin dapat membantu menjaga gusi tetap sehat.

Pencegahan Gigi Berlubang
Untuk mencegah gigi berlubang, gunakan pelapis gigi (sealant) dan rutin membersihkan gigi dengan baik. Segera periksakan gigi jika ada gejala masalah gigi.

Pola Makan Sehat
Menghindari makanan manis dan asam, serta mengonsumsi makanan bergizi, sangat baik untuk kesehatan gigi. Dokter gigi dapat memberi saran tentang pola makan yang baik untuk gigi.

Dengan perawatan rutin dan kebiasaan baik, Anda dapat menjaga kesehatan gigi dan memiliki senyum yang sehat sepanjang tahun.

Perawatan Gigi Anak-Anak

Kesehatan gigi dan merupakan hal yang penting dilakukan sejak usia dini. Pada usia anak-anak, kesehatan gigi sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Jika tidak diperhatikan, dapat menyebabkan permasalahan seperti kesulitan makan hingga gangguan berkomunikasi.

Peran orang tua sangat penting dalam perawatan gigi anak-anak, karena belum adanya kesadaran anak-anak dalam menjaga kesehatan mulut. Hal pertama yang dapat dilakukan orang tua adalah mengajarkan anak untuk selalu menjaga kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi. Anak-anak cenderung menyikat gigi dengan asal-asalan. Di sini orang tua dapat mendampingi dan mencontohkan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Jangan biarkan anak melewatkan sikat gigi yang harus dilakukan setiap pagi setelah makan dan malam sebelum tidur, serta gunakan sikat dan pasta gigi yang tepat.

Umumnya, anak-anak menyukai makanan dan minuman yang manis. Sisa makanan dan minuman manis ini dapat dimanfaatkan oleh bakteri penyebab kerusakan gigi untuk berkembang. Orang tua sebaiknya membatasi konsumsi makanan dan minuman manis dan mengajarkan anak untuk berkumur setelah mengkonsumsinya. Begitu pula dengan obat-obatan anak, seperti sirup obat yang biasanya manis. Untuk penggunaan obat jangka panjang, orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter gigi terlebih dahulu mengenai frekuensi membersihkan gigi yang baik.

Terakhir, orang tua dapat memeriksakan anaknya ke dokter gigi secara rutin. Membawa anak ke dokter gigi sejak dini dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan kerusakan gigi dan agar kesehatan giginya selalu terkontrol.

Gigi Anda Perlu Dicabut? Perhatikan Hal-hal Berikut Ini

Apakah anda pernah merasakan rasa sakit pada gigi yang tak tertahankan?

Sebagian orang menghadapi peristiwa tersebut dan bisa jadi, pertanyaan pertama yang terlintas adalah: apakah gigi saya perlu dicabut untuk menghilangkan rasa sakit ini?

Untuk menjawabnya, mari kita bedah seluk beluk pencabutan gigi berikut ini.

Mengenal Definisi Pencabutan Gigi

Prosedur pencabutan gigi memiliki arti membedah dan mengangkat, atau mencabut atau ekstraksi di dalam area gigi dan mulut, dengan menggunakan alat bantu tertentu. Pencabutan gigi yang ideal diharapkan bisa mengangkat gigi secara utuh, di mana rasa sakit yang dialami pasien bisa seminimal mungkin, serta luka yang ditimbulkan setelahnya bisa sembuh dalam waktu dan cara yang normal. Dan tentu saja, tidak menimbulkan masalah apalagi komplikasi setelah gigi selesai tercabut.

Alasan Melakukan Pencabutan Gigi

Prosedur pencabutan gigi bersifat irreversible atau tidak bisa dikembalikan seperti sedia kala, sehingga keputusan ini harus diambil secara hati-hati. Beberapa kondisi yang membutuhkan prosedur pencabutan gigi diantaranya adalah :
• susunan gigi yang berjejal,
• gigi goyang akibat penyakit gusi,
• gigi patah yang menyebabkan infeksi
• gigi dengan karies atau lubang yang parah,
• masalah serius pada akar gigi.

Selain itu, beberapa prosedur perawatan gigi lainnya juga membutuhkan pencabutan gigi. Misalnya saja untuk prosedur pemasangan kawat gigi konvensional.

Proses Pencabutan Gigi

Pencabutan gigi bisa dilakukan teknik sederhana atau dengan teknik pembedahan. Teknik sederhana pencabutan gigi dilakukan apabila mahkota gigi terlihat jelas oleh mata. Dokter akan menggunakan bius lokal, kemudian mencabut gigi dengan bantuan alat pengungkit dan tang khusus gigi.

Sedangkan pencabutan gigi melalui jalur operasi atau pembedahan biasanya dilakukan apabila mahkota gigi tidak terlihat jelas, misalnya jika gigi patah atau gigi tumbuh miring. Umumnya masih menggunkan bius lokal, walaupun tidak menutup kemungkinan akan menggunakan bius total untuk kondisi tertentu. Dokter gigi akan membedah gusi dan jaringan tulang di sekitar gigi terlebih dahulu.

Teknik mana yang perlu anda tempuh untuk mencabut gigi? Jawabannya tentu tergantung dari kondisi anda sendiri serta hasil diskusi anda bersama dokter gigi. Segera konsultasikan kondisi anda saat ini bersama Klinik Imdental, dengan menguhubungi nomor di bawah laman ini.

Menunda Prosedur Pencabutan Gigi

Ada beberapa kondisi yang menyebabkan prosedur pencabutan gigi harus ditunda, atau disebut juga kontraindikasi pencabutan gigi. Kontraindikasi pencabutan gigi dibagi menjadi faktor lokal dan faktor sistemik.

Faktor lokal bisa disebabkan karena adanya infeksi gusi, posisi gigi yang akan dicabut berdekatan dengan jaringan tumor ganas, atau adanya retak pada tulag rahang.

Sedangkan faktor sistemik bisa disebabkan karena penyakit diabetes, darah tinggi, penyakit jantung, kehamilan, kelainan darah, dll. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk terbuka akan kondisi kesehatannya kepada dokter gigi. Begitu pula apabila pasien sedang mengkonsumsi obat tertentu, khususnya aspirin atau obat pengencer darah. Hal ini dikarenakan obat pengencer darah bisa memperparah pendarahan setelah proses pencabutan gigi.

Tips Perawatan Setelah Pencabutan Gigi

Trauma atau luka pada jaringan di sekitar gigi yang dicabut adalah hal yang tak terhindarkan. Namun anda tak perlu khawatir. Berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan untuk membantu proses pemulihan:

• Gigit kasa steril di area gigi yang baru saja dicabut. Kasa tersebut berfungsi untuk menghentikan pendarahan dan membentuk bekuan darah. Ganti kasa dengan kasa baru, ketika kasa sudah terasa basah.
• Jangan mengunyah makanan di area gigi yang baru dicabut, untuk meminimalisir rasa sakit.
• Hindari kegiatan dalam mulut yang berlebihan, seperti menyeruput, berkumur atau meludah dengan keras. Atau setidaknya, jangan melakukan hal-hal tersebut terlalu sering. Alasannya adalah kegiatan-kegiatan tersebut dapat menyebabkan alveolat osteitis atau pemecahan bekuan darah, serta dapat menimbulkan rasa nyeri.
• Tetap menyikat gigi dan berkumur, namun lakukan dengan pelan agar bekuan darah tidak terbuang. Hindari menyikat di area gusi yang luka.
• Hindari makanan dan minuman panas, karena bisa memperlambat pembekuan darah. Untuk alasan yang sama, konsumsi air dingin justru dianjurkan.
• Utamakan konsumsi makanan yang lunak, setidaknya selama satu minggu setelah gigi dicabut. Jangan lupa untu memilih makanan sehat dan bergizi.
• Hindari konsumsi alkohol dan merokok selama 24 jam setelah prosedur pencabutan, karena dapat memperlambat proses penyembuhan.
• Kompres pipi dengan handuk dingin apabila terjadi pembengkakan. Lakukan selama 10 menit.
• Patuh mengkonsumsi obat yang diberikan dokter.

Walaupun terlihat menyakitkan, mencabut gigi bisa jadi menjadi solusi akan masalah gigi anda saat ini. Tak perlu khawatir, karena kini Klinik IM Dental Specialist hadir untuk mendampingi anda. Ortodontist profesional kami siap sedia memberikan pelayanan gigi terbaik bagi anda.

Segera hubungi kontak kami untuk konsultasi pertama bersama kami.

9 Tips Andalan Merawat Gigi Saat Puasa

Bulan Ramadhan telah tiba! Selama satu bulan, umat Muslim akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Selain fokus beribadah, ternyata ada beberapa kebiasaan lainnya yang perlu disesuaikan selama bulan puasa. Salah satunya adalah cara merawat kesehatan gigi dan mulut.

Mengapa Kita Perlu Merawat Gigi Saat Puasa?

Perawatan gigi dan mulut perlu lebih diperhatikan di kala bulan Ramadhan. Hal ini dikarenakan saat puasa, mulut menjadi kering sehingga kuman menjadi lebih mudah berkembang biak. Kuman-kuman inilah yang akan memicu timbulnya bau tak sedap dari dalam mulut.

Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman manis yang lebih banyak di bulan puasa juga bisa mengganggu kesehatan gigi dan mulut.

Apa Saja Perawatan Gigi yang Harus Kita Lakukan?

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut selama bulan puasa. Berikut diantaranya:

1. Sikat Gigi secara Teratur
Perubahan jam makan bukan alasan untuk mengubah kebiasaan menyikat gigi. Anda haru tetap menyikat gigi minimal dua kali sehari, yakni setelah sahur dan sebelum tidur malam. Pastikan untuk menyikat gigi secara menyeluruh supaya tak ada sisa makanan yang menempel di sela-sela gigi. Mengapa? Karena sisa makanan inilah yang bisa menyebabkan nafas semakin bau serta bisa menjadi sarang kuman yang menyebabkan gigi berlubang.

2. Pilih Pasta Gigi dengan Kandungan Fluoride
Fluoride bermanfaat untuk menguatkan lapisan enamel pada gigi. Dengan menggunakan pasta gigi ber-fluoride, diharapkan gigi kita menjadi semakin sehat dan kuat.

3. Jangan Lupa Membersihkan Permukaan Lidah
Terkadang sisa makanan juga menempel di lidah, sehingga membentuk semacam lapisan di permukaan lidah. Sisa makanan yang kecil-kecil ini akan bersatu dengan air liur dan kuman, sehingga menimbulkan bau tak sedap. Oleh karena itu, anda sebaiknya membersihkan lidah dengan alat khusus pembersih lidah.

Atau, anda juga bisa menggunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut. Caranya pun sangat mudah, cukup julurkan lidah anda keluar kemudian gosok dengan sikat gigi dengan pola satu arah, dari pangkal lidah ke ujung luar lidah. Lakukan dua kali sehari, tepat setelah menggosok gigi.

4. Batasi Konsumsi Makanan/Minuman Manis
Makanan dan minuman manis menjadi godaan yang tak terelakkan saat berbuka puasa. Mulai dari kolak sampai sup buah, semuanya tampak sangat menggoda. Walaupun demikian, sebaiknya anda tak banyak mengkonsumsi makanan dan minuman manis setelah berbuka.

Selain bisa menyebabkan lonjakan gula dalam darah, gula dalam makanan tersebut juga bisa menimbulkan kerusakan gigi. Hal ini dikarenakan keberadaan bakteri mulut yang mampu mengubah gula menjadi asam yang akan merusak lapisan pelindung gigi. Namun apabila ingin mengkonsumsi makanan manis, ada baiknya anda memilih makanan dengan pemanis alami yang cenderung lebih aman untuk kesehatan mulut.

5. Melakukan Flossing
Flossing adalah membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi alias dental floss. Selain membersihkan sisa makanan yang tak terjangkau bulu sikat gigi, dental floss juga bisa mampu mengurangi plak pada gigi.

6. Menggunakan Obat Kumur
Selain membuat mulut terasa segar, obat kumur juga membantu membersihkan sisa makanan yang menempel di sudut-sudut mulut. Anda bisa memilih obat kumur tanpa alkohol supaya mulut tak terasa kering. Obat kumur sebenarnya tak wajib digunakan, dan lebih disarankan bagi mereka yang mengalami peradangan tertentu seperti sariawan dalam mulut.

7. Mengkonsumsi Air Putih yang Cukup
Selama periode sahur dan berbuka, usahakan untuk mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup. Selain untuk menjaga cairan tubuh saat puasa, hal ini juga untuk mengurangi rasa kering dalam mulut.

8. Mengkonsumsi Buah dan Sayuran
Makanan manis akan diubah menjadi asam oleh bakteri dalam mulut, sehingga nantinya akan berubah menjadi karang gigi. Di sisi lain, ternyata buah dan sayur memiliki pH basa sehingga bisa menetralisir asam dalam mulut. Dengan demikian secara tidak langsung, konsumsi buah dan sayur akan mampu mengatasi pembentukan karang gigi.

Terlebih jika anda mengkonsumsi buah dan sayur yang kaya kandungan air, maka mulut bisa terasa tak terlalu kering saat berpuasa.

9. Melakukan Pemeriksaan Gigi selama Bulan Ramadhan
Ada baiknya jika anda melakukan pemeriksaan gigi sebelum masa berpuasa tiba. Dengan demikian, dokter gigi anda bisa membersikan karang gigi, melakukan penambalan gigi maupun perawatan lain, tanpa mengganggu ibadah puasa anda.

Namun apabila anda mengalami permasalahan gigi selama masa berpuasa, anda tak perlu khawatir untuk memeriksakan diri. Karena berdasarkan Fatwa MUI Kota Bandung nomor 250/E/MUI-KB/V/2018, tindakan kedokteran gigi tidak akan membatalkan puasa apabila dilakukan dengan hati-hati serta tak berlebihan. Tindakan kedokteran gigi yang dimaksud sendiri seperti pembersihan karang gigi, pencabutan gigi, penambalan gigi,pencetakan gigi, pemasangan gigi palsu dan pemasangan Kawat gigi / behel.
 
Tetap jaga kesehatan gigi dan mulut anda selama berpuasa. Apabila anda mengalami keluhan pada gigi anda, sebaiknya anda segera menghubungi dokter gigi terdekat untuk segera dilakukan penanganan lebih lanjut.

Imdental siap membantu anda. Imdental memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan tenaga medis dan peralat terbaik. Klik di sini untuk keterangan lebih lanjut.
 
Referensi:
https://www.halodoc.com/artikel/6-tips-menjaga-kesehatan-gigi-saat-puasa
https://rsgm.maranatha.edu/2020/04/30/menjaga-gigi-dan-mulut-anda-tetap-sehat-di-bulan-ramadhan

Perlukah Memakai Gigi Palsu Untuk Mengganti Gigi yang Ompong?

Memiliki gigi yang sehat dan indah merupakan dambaan setiap orang. Namun sayangnya, tidak semua orang memiliki gigi yang bersih, putih, dan sehat.

Sayangnya, tidak sedikit juga orang yang tidak memiliki susunan gigi yang lengkap, alias ompong. Entah karena tidak menjaga kebersihan mulut dan gigi, faktor usia, kecelakaan, ataupun berbagai alasan lainya.

Kondisi gigi yang ompong sangat mengganggu ketika berinteraksi dengan orang lain. Berbicara, tersenyum, ataupun tertawa menjadi hal yang canggung. Karena alasan tersebut, banyak orang yang memasang gigi palsu sebagai alternatif untuk menutupi gigi yang ompong.

Apa Itu Gigi Palsu?

Gigi palsu merupakan alat yang digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang beserta gusi di sekelilingnya. Selain digunakan untuk mengatasi penampilan, penggunaan gigi palsu juga seringkali ditujukan untuk kesehatan mulut, pencernaan, ataupun gangguan berbicara.

Kenapa Gigi Ompong Perlu Diisi Gigi Palsu?

Tidak semua orang yang memiliki gigi ompong merasa terganggu dengan kondisinya, mereka membiarkan kondisi giginya yang ompong. Namun berdasarkan saran ahli, posisi gigi yang hilang sebaiknya diisi dengan gigi tiruan ataupun implan gigi.

Berikut alasan-alasan penting mengapa pemilik gigi ompong harus memasang gigi palsu:

1. Merusak susunan gigi

Gigi ompong yang dibiarkan saja dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan pergeseran posisi gigi-gigi yang ada di sekitarnya. Alasannya karena secara alamiah gigi akan mencari tempat yang kosong. Hal yang berbahaya adalah kondisi tersebut dapat menyebabkan tekanan pada gigi.

Selain itu, pergeseran posisi gigi dapat mengakibatkan timbulnya celah antar gigi. Celah pada gigi tersebut sangat berpotensi menjadi tempat terselipnya sisa-sisa makanan yang dapat menjadi kerak dan lama-kelamaan merusak gigi.

Hilangnya salah satu bagian gigi juga dapat mengakibatkan gigi-gigi disekitarnya kehilangan penyokong, sehingga sangat memungkinkan pergeseran rahang gigi bawah maupun atas. Sebagai contoh, apabila gigi bagian atas hilang, maka secara alamiah rahang bagian atas perlahan akan turun kebawah, begitupun sebaliknya.

2. Estetika

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa gigi ompong dapat mengganggu penampilan. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa gigi ompong juga dapat merubah struktur wajah secara tidak disadari.

Sebagai contoh, gigi bagian belakang yang ompong dan dibiarkan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan sepertiga wajah turun, sehingga membuat penampilan tampak lebih tua. Kondisi yang paling sering ditemui adalah menyebabkan wajah menjadi kempot.

3. Memperbaiki fungsi mulut dan gigi

Dalam proses pencernaan, gigi memiliki peranan penting untuk menghaluskan makanan. Mulai dari gigi bagian depan, gigi seri, dan gigi geraham memiliki fungsinya masing-masing dalam mengunyah makanan. Kehilangan salah satu bagian gigi dapat mengganggu proses pengunyahan makanan tidak optimal.

Mayoritas orang mengakalinya dengan mengunyah makanan pada bagian gigi yang lengkap. Namun, dalam waktu yang lama hal tersebut dapat mengganggu fungsi gigi, terutama rusaknya bagian gigi yang terlalu intens digunakan untuk mengunyah.

Sebaliknya, bagian gigi yang tidak digunakan ketika mengunyah makanan dapat menyebabkan temporomandibular pada sendi, yaitu penggunaan otot di satu sisi saja. Secara jangka panjang, hal tersebut dapat mengakibatkan orang tersebut merasa pegal pada sendi dan otot yang jarang digunakan, dan menimbulkan rasa yang tidak nyaman.

Macam-Macam Gigi Palsu

Dengan alasan-alasan diatas, pemilik gigi ompong sangat disarankan untuk menggunakan gigi palsu permanen untuk mencegah kerusakan yang lebih parah lagi kedepanya. Namun sebelum memasang gigi palsu, sangat penting untuk mengetahui jenis-jenis gigi palsu terlebih dahulu.

Spesifik untuk gigi palsu permanen, berdasarkan penggunaanya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu gigi implan dan gigi crown bridge:

  1. Gigi palsu implan (dental implan)
    Gigi palsu implan, atau sering disebut dengan gigi palsu tanam merupakan gigi tiruan yang dipasang permanen yang sangat mirip dengan gigi asli. Pada aplikasinya, gigi implan bisa digunakan untuk mengganti satu atau beberapa bagian gigi saja, ataupun seluruh gigi.
  2. Gigi palsu crown bridge (gigi tiruan cekat)
    Gigi palsu cekat merupakan jenis gigi tiruan yang dipasang dengan cara menggunakan perekat khusus gigi palsu, untuk kemudian direkatkan secara permanen pada gigi-gigi di sebelahnya. Biasanya, gigi tiruan crown bridge terdiri dari tiga buah gigi (untuk penggantian satu gigi yang hilang).
    Gigi tiruan yang mengantikan gigi yang hilang berada di tengah, dan pada bagian kanan kirinya dibuat mengikuti kondisi gigi pasien, namun pada bagian bawah berlubang untuk tempat menempelkan perekat. Dua sisi gigi yang diisi dengan perekat inilah yang berfungsi sebagai penyangga gigi tiruan yang ditengah (bridge).

Selain gigi palsu permanen diatas, ada juga gigi palsu lepasan yang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

  1. Gigi palsu lepasan plastik yaitu gigi palsu lepasan dengan plat yang cukup tebal, serta terdapat kawat pengait yang berfungsi untuk mengaitkan gigi akrilik dengan gigi di sebelahnya.
  2. Gigi palsu lepasan lentur yaitu gigi palsu yang dapat dipasang-copot secara mudah. Gigi palsu jenis terbuat dari bahan yang lembut dan lentur, serta tidak membutuhkan pengait untuk pemasanganya sehingga nyaman digunakan.
  3. Gigi palsu lepasan frame, yaitu gigi palsu yang terbuat dari logam yang tipis, namun tetap kuat untuk menyangga gigi palsu. Cara pemasanganya sama dengan gigi palsu plastik.