Apakah anak anda sering mengkonsumsi permen, cokelat dan makanan manis lainnya? Jika iya, maka anda perlu waspada akan munculnya gigi berlubang pada anak. Gigi berlubang pada anak biasanya dimulai dengan munculnya titik-titik putih, yang bisa berubah menjadi kecoklatan atau bahkan kehitaman.
Namun, tahukah anda jika gigi berlubang bisa menyebabkan efek yang lebih besar daripada rasa sakit? Mari kita simak pembahasannya.
Hubungan Makanan Manis dan Gigi Berlubang
Sebenarnya makanan manis tidak serta-merta membuat gigi anak berlubang. Hanya makanan manis yang tertinggal di gigi-lah yang akan menyebabkan gigi berlubang. Makanan manis yang terselip di sela-sela gigi, akan diubah menjadi asam oleh bakteri dalam mulut. Hal yang sama akan terjadi pada minuman manis yang meninggalkan bekas di permukaan gigi.
Nah asam inilah yang akan merusak enamel gigi. Jika tidak ditangani, kerusakan enamel gigi ini akan semakin dalam dan semakin meluas, sehingga menyebabkan gigi berlubang.
Apa Dampak Gigi Berlubang Pada Anak?
Jika gigi berlubang pada anak anda sudah mendekati syaraf di sekitarnya, ada kemungkinan anak akan merasa tidak nyaman, atau bahkan kesakitan. Hal ini bisa berpengaruh pada psikologis anak, di mana anak menjadi mudah marah atau bahkan tantrum. Terlebih apabila anak belum bisa menyampaikan asal muasal sakit yang dia rasakan, maka orang tua perlu memberikan perhatian ekstra untuk menangkap maksud dari si anak.
Rasa sakit pada gigi anak ini bukanlah hal yang bisa disepelekan. Sakit gigi pada anak bisa menyebabkan mereka tidak nafsu makan. Di kasus yang lebih ekstrim, anak bisa mengalami penurunan berat badan akibat hal tersebut. Rasa sakit akibat gigi berlubang ini juga bisa membuat anak-anak anda kurang bersemangat menjalani aktivitas, juga bisa berpengaruh pada prestasinya.
Kerusakan pada gigi susu anak juga bisa berpengaruh pada calon gigi tetapnya. Gigi tetap akan menjadi lebih sensitif, dan akan mengganggu kenyamanan si anak dalam jangka waktu yang panjang.
Menghadapi Gigi Berlubang Pada Anak
Pada anak-anak yang sudah cukup besar, biasanya mereka sudah bisa mengkomunikasikan rasa sakit yang mereka rasakan, dan dari mana rasa sakit itu berasal. Dengan demikian orang tua bisa langsung mengambil tindakan selanjutnya dengan cepat, yakni membawa anak ke klinik dokter gigi terdekat.
Namun untuk anak yang lebih kecil, mungkin akan kesulitan mengkomunikasikan rasa sakit akibat gigi berlubang. Bantu anak anda mengenali tubuhnya sendiri dengan menanyakan, apakah rasa sakit itu datang di sekitar mulut? Anda juga bisa langsung memeriksa gigi anak anda jika anda melihat gejala demam atau penurunan nafsu makan.
Tips Mencegah Gigi Berlubang Pada Anak
Hal paling dasar yang bisa membantu pencegahan gigi berlubang pada anak adalah rutin menyikat gigi dua kali sehari. Meskipun terlihat remeh, namun kebiasaan ini terbukti efektif mampu mencegah gigi berlubang. Peran serta orang tua untuk membangun kebiasaan ini sangat penting.
Ajak anak anda menyikat gigi bersama di pagi hari dan menjelang tidur, dan buatlah suasananya agar semenyenangkan mungkin. Anda bisa mulai mengajak anak menyikat gigi pada usia 3 tahun. Jangan lupa untuk menggunakan pasta gigi ber-fluoride untuk mengembalikan mineral pada gigi.
Sementara itu untuk anak di bawah usia 3 tahun, orang tua bisa membersihkan gigi anak dengan selapis tipis pasta gigi, lalu usap dengan gerakan perlahan. Kemudian, bersihkan gigi dengan kasa yang dibasahi air matang.
Selain itu, ada baiknya orang tua untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak. Terutama pada anak yang masih balita, sebaiknya lebih banyak dikenalkan dengan buah dan sayuran yang bergizi dibandingkan dengan permen ataupun coklat. Efek manis pada permen dan cokelat bisa menyebabkan efek craving pada anak, sehingga anak terkesan selalu ingin mengkonsumsi permen, cokelat atau produk makanan olahan manis lainnya. Selalu ingatkan anak untuk berkumur dengan air bersih setiap selesai mengkonsumsi makanan dan minuman manis, agar sisa zat-zat manis bisa diminimalisir.
Terakhir, jangan lupa untuk memeriksakan kesehatan gigi anak ke dokter gigi secara rutin. Anda sudah bisa mengajak anak ke dokter gigi sejak 6 bulan pasca tumbuhnya gigi pertama anak. Doketr gigi nantinya akan memeriksa kesehatan mulut anak anda secara keseleruhan. Selanjutnya anda perlu memeriksakan gigi anak secara rutin dalam rentang waktu 6 hingga 12 bulan sekali, sesuai dengan kebutuhan si anak.
Memeriksakan gigi anak membutuhkan penanganan khusus dari professional. Selain cakap, dokter gigi yang menangani juga harus bisa membangun komunikasi yang baik dengan anak.
Kami di I’m Dental Specialist, klinik gigi spesialis Semarang telah menangani pasien dari beragam usia selama puluhan tahun. Kami berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan perawatan gigi terbaik untuk semua pasien kami. Anda bisa mengunjungi klinik kami atau menghubungi kami via telepon, melalui keterangan di atas laman ini.
Jaga gigi sehat anak anda bersama klinik gigi I’m Dental Specialist.